SEKOLAH TAFSIR HADIS 2025 : “Dinamika Tafsir Hadis Nusantara sebagai Upaya Reinterpretasi Isu-Isu Kontemporer”



    Pada hari Sabtu, tanggal 17 Mei 2025, telah dilaksanakan kegiatan Sekolah Tafsir Hadis 2025 yang merupakan program tahunan dari Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (HMPS IAT). Pada tahun ini, kegiatan dilaksanakan dengan nuansa yang berbeda karena berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis (HMPS IH). Kegiatan ini mengangkat tema “Dinamika Tafsir Hadis Nusantara sebagai Upaya Reinterpretasi Isu-Isu Kontemporer” dan berlangsung selama tiga hari dua malam, mulai tanggal 15 hingga 17 Mei 2025.

    Kegiatan bertempat di Pondok Pesantren Darun Najah, Sumbergempol, dan dihadiri oleh mahasiswa dari program studi IAT dan IH dari berbagai kampus se-Jawa Timur. Meskipun berasal dari kampus yang berbeda dan menempuh perjalanan yang cukup jauh, hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk menjalin silaturahmi dan kebersamaan dalam forum keilmuan ini.

    Acara pembukaan dimulai dengan Talkshow bertempatkan di gedung Pascasarjana UIN SATU yang menghadirkan Dr. Rizqa Ahmadi, Lc., M.A. sebagai narasumber, dan dipandu oleh Muhammad Arfan Fatihani sebagai moderator. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam terkait dinamika tafsir hadis dalam konteks Nusantara serta menjawab berbagai isu kontemporer melalui pendekatan tafsir dan hadis.

    Kemudian, dilanjutkan keesokan hari tepatnya hari Jum'at 16 Mei 2025 yaitu pokok dari diadakannya acara sekolah tafsir hadis ini. Acara ini juga diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur. Namun, dari mereka tidak datang dari acara pembukaan dan memilih datang di hari kedua ini dikarenakan jarak tempuh yang cukup jauh dari domisili mereka. Adapun serangkaian kegiatan pada sesi 1 dimulai pukul 09.00, yakni pemaparan materi tentang studi ilmu tafsir alquran dan hadist oleh Bapak Dr. Indal Abror, M.Ag. yang merupakan salah satu Koordprodi UIN SUKA saat ini.

    Materi pertama membahas mengenai epistemologi ‘Ulum Al-Quran dan Hadits. Dalam ilmu al-Qur’an, kata ‘Ulum al-Qur’an diartikan sebagai alat untuk memahami al-Qur’an itu sendiri baik dari lafadz maupun isi kandungannya. Sedangkan dalam kajian hadis terdapat proses pengumpulan hadis-hadis yang ada untuk dicari keontentikan hadis itu sendiri. Dan kemudian akan menghasilkan berbagai bentuk atau tingkatan hadis seperti hadis shohih, hasan, dho’if, dan lainnya. Kedua pedoman ini juga tidak teralihkan dari pengelompokkan antara makkiyah dan madaniyyah yang keduanya memiliki kriteria masing-masing. Tidak kalah penting dalam pembahasan mengenai kajian ini adalah terkait Asbabun Nuzul untuk al-Qur’an dan Asbabul Wurud untuk hadis yang menjadi tolak ukur bagaimana isi kandungan tersebut sesuai dengan yang terjadi pada masanya. Akan tetapi yang menjadi pembeda antara dua pedoman ini adalah adanya kajian Sanad untuk hadis yang tidak dimiliki dalam ‘Ulum al-Qur’an. Beliau menjelaskan bahwa Sanad ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu "Rawi I" dan "kata sambung terakhir" yang tujuannya untuk menentukan jenis hadis dari golongan makkiyah atau madaniyah contohnya do'a iftitah dari riwayat Abu Hurairah.

    Materi pertama telah selesai, waktu ishoma yang kian menunggu telah tiba, peserta laki laki melakukan sholat jumat, sedangkan perempuan sholat dhuhur dan makan siang terlebih dahulu. Sesi kedua disampaikan oleh narasumber yang sama pada sesi 1, namun materi yang dipelajari kini berbeda, yakni materi tentang tokoh-tokoh mufassir dan muhaddis nusantara. Pada materi kali ini, disampaikan beberapa tokoh penting era abad ke-19 sampai ke-80-an, antara lain; Imam Nawawi Al-Bantani, Mahmud Yunus, Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka), Bisri Musthafa, dan M. Quraish Shihab. Tokoh-tokoh ini adalah mufassir dan muhaddis nusantara yang telah menuangkan ilmu dalam bentuk kitab tafsir maupun hadis melalui pemikiran beliau sebagai bentuk ijtihad yang hingga kini kita dapat menikmati dan menimba ilmu darinya. Dalam kajian materi juga dijelaskan beberapa isu-isu kontemporer yang telah dan atau didiskusikan di zamannya dan masih relevan di masa sekarang.

    Setelah materi 1 dan 2 tersampaikan dengan baik kepada peserta, dilanjutkan pelaksanaan Forum Grup Diskusi (FGD) dengan melakukan diskusi kelompok yang sudah dibentuk oleh panitia sebelumnya. forum diskusi ini membahas tokoh-tokoh tafsir yang fokus pada isu-isu kontemporer. Selanjutnya, kegiatan sekolah tafsir hadits pada hari ini ditutup dengan penayangan film yang sangat memukau bersama seluruh peserta sebagai sarana pengantar tidur dan refreshing peserta setelah menerima materi-materi yang sangat luar biasa. Dan untuk melanjutkan materi terakhir di esok hari, peserta segera beristirahat.

    Pada hari terakhir, yaitu Sabtu, 17 Mei 2025, dilaksanakan sesi penyampaian materi tentang praktik kepenulisan. Materi disampaikan oleh Dr. Ferjian Yasdajird Iwanebel, M.Hum. dengan tujuan agar mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan menulis, khususnya dalam menunjang tugas-tugas akademik. Dalam kajian kepenulisan, beliau menyampaikan banyak hal terkait pokok penting dalam proses menulis sebuah artikel maupun proposal penelitian. Beliau menyampaikan mulai dari pemaparan bagaimana judul itu dibuat, mencari latar belakang penelitian/masalah, rumusan masalah, tujuan dan signifikansi penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Dalam memaparkan materinya, beliau memiliki pesan penting dalam proses menulis dan sebagai bentuk penekanan beliau berkata “..data ini super penting dalam penelitian, kalian mau meneliti!? Harus punya data! Data ini sebagai bahan argumen..”. Sehingga, dari sedikit penggalan kalimat yang beliau sampaikan ini dapat diambil pokok pembahasan bahwa penelitian tidak akan tercipta tanpa data akurat. Kemudian, beliau juga melanjutkan bahwa “data” ini juga tidak ada faedahnya jika tidak dianalisis oleh peneliti. Karena, tentu sebagai peneliti adalah argumen yang dihasilkannya atas data yang terkumpul inilah yang menjadi pokok penelitian itu terbentuk. Selanjutnya untuk mengukur pemahaman peserta, mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan diberi tugas menulis berdasarkan tema yang ditentukan sekaligus sebagai penutup dan hasil/pengamalan ilmu yang peserta dapat dari terselenggarannya acara Sekolah Tafsir Hadis ini.

    Setelah sesi materi dan praktik kepenulisan, kegiatan dilanjutkan dengan penulisan pesan dan kesan dari seluruh peserta terhadap kegiatan Sekolah Tafsir Hadis. Panitia juga memberikan penghargaan kepada peserta yang aktif bertanya selama kegiatan berlangsung. Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama dan pembuatan dokumentasi konten sebagai tanda berakhirnya rangkaian acara.

    Dengan terselenggaranya kegiatan ini, semoga ilmu yang disampaikan tersebut bermanfaat bagi semua kalangan khususnya kita sebagai calon generasi penerus yang berfokus pada kajian al-Qur'an dan Hadis. Dan diharapkan terjalin komunikasi yang baik dan berkelanjutan antara HMPS IAT dan IH, serta seluruh mahasiswa khususnya peserta Sekolah Tafsir Hadis sebagai bagian dari penguatan ukhuwah ilmiah di lingkungan perguruan tinggi.

    Penulis:

    1. Selvira Widya D.

    2. Najma Mutiara Tsani

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMBANGUN SINERGITAS MELALUI DIKLAT DAN RAPAT KERJA MENUJU HMPS ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR YANG TERINTEGERITAS

HERMENEUTIKA (Sejarah, Aliran- Aliran, dan Tokoh-tokoh Hermeneutika)

FORMAT : TAFSIR AL-QUR'AN TENTANG PERAN PEREMPUAN DI ERA MODERN