FORMAT : TAFSIR AL-QUR'AN TENTANG PERAN PEREMPUAN DI ERA MODERN

    Pengurus Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir mengadakan agenda FORMAT (Forum Mahasiswa Tafsir) pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2025 di musholla As-Salam Plosokandang, Kedungwaru, Tulungagung. Dengan mengangkat tema Tafsir Al-Qur’an tentang peran perempuan di era modern menjadikan FORMAT kali ini terasa sangatlah berkesan untuk semua peserta. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 28 mahasiswa. Dalam acara FORMAT kali ini di isi oleh saudari Erina Rizka Hartati sebagai pemateri serta saudari Fina Ni’matul Inayah sebagai moderator.

       Pembahasan diawali oleh saudari Erina seraya memperkenalkan sebuah kitab tafsir terkemuka yaitu Tafsir al-Iklil fi Ma’ani al-Tanzil karya KH. Mishbah Musthafa yang membahas ayat kauniyah dan qouliyah. “...Untuk pembahasan ini saya mengambil surat an-Nisa’ ayat 1…, ...saya juga menyambungkan an-Nisa’ ini dengan konsep mubadalah (ketersalingan)...” jelas pemateri. Dengan berdasarkan pada surah An-Nisa’ ayat 1 yang berbunyi :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Pada ayat diatas dapat diambil sebuah poin yakni sebuah ketersalingan, keterikatan antara perempuan dan laki-laki. Begitu juga pemateri memaparkan “..Jadi, pentingnya seorang laki-laki itu kayak menganggap bahwa perempuan itu sama, sama kayak laki-laki tapi mungkin dengan posisi peran yang berbeda, istilahnya Mubadalah atau ketersalingan tadi, ini laki-laki ini perempuan, tapi di lain sisi terkadang memang laki-laki itu harus jadi pemimpin tapi tidak menutup kemungkinan di era modern perempuan juga bisa menjadi pemimpin di depan laki-laki, ini yang saya katakan ayat kauniyah tadi..”. Kedua pihak ini (laki-laki dan perempuan) memiliki perannya masing-masing namun memiliki ketersalingan antara satu sama lain. Yang mana jika di antara kedua belah pihak ini tidak ada menjadi kurang sempurna. Seperti halnya peran kedua orang tua terhadap anaknya, apabila peran salah satunya tidak ada maka akan menjadi berdampak pada anaknya. Sebagai orang tua yang baik tentunya menginginkan segala hal yang terbaik untuk anaknya. Namun sudut pandang orang berbeda, mungkin ada beberapa orang tua lebih mementingkan pekerjaan dan orang tua yang mementingkan quality time bersama anaknya. Kedua pandangan tersebut menimbulkan dampak yang berbeda pula terhadap anaknya. Karena itulah kita harus mengingat betapa pentingnya peran kedua orang tua terhadap anaknya. Sebagai Perempuan, sudah semestinya bisa menyeimbangkan antara rasionalisme dan perasaan. Karena tidak semua hal dapat dilewati hanya dengan mengandalkan perasaan belaka.

        Demikian materi pada FORMAT kali ini, kemudian di akhiri dengan sesi foto bersama.



    Penulis : Maulida Asyfa’ Almabruroh

    Editor : Ahmad Nuril Muchsinin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMBANGUN SINERGITAS MELALUI DIKLAT DAN RAPAT KERJA MENUJU HMPS ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR YANG TERINTEGERITAS

HERMENEUTIKA (Sejarah, Aliran- Aliran, dan Tokoh-tokoh Hermeneutika)