Kisahmu Akan Selalu Membekas di Hati Kami Bu Nyai



Pada tanggal 29 Januari 2025, telah berpulang guru kami dan meninggalkan bekas yang tak terlupakan, tepatnya jam 2.20 WIB dini hari. Beliau, Al-Maghfurlah, Al-Mukarromah Ibu Nyai Hj. Muflichah Marzuqi Dimyathi, istri dari sang Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah pusat, KH. Ahmad Dimyathi Romly, pengasuh asrama VII Al-Husna. Beliau adalah sang suri tauladan bagi seluruh santri-santrinya, entah muda ataupun tua, entah alumni atau tidak alumni, semuanya bisa merasakan nasihat yang disampaikan oleh beliau. Beliau sangat adil, penyabar, istiqomah, wira’i, lembut tutur katanya, dan baik hati.

Meninggalnya beliau memberikan sesak kepada setiap santri yang beliau asuh ataupun para akademisi, ustadz-ustadzah, dosen, kyai bahkan warga-warga yang mengenal beliau dari jauh, semua itu karena jasa-jasa yang diberikan beliau.

Cucu beliau banyak menceritakan kepada kami tentang berbagai macam amal kebaikan beliau, seperti ketika ada satu dari cucu beliau diberikan hadiah, maka semua cucunya juga akan mendapatkannya, begitu besarnya kasih sayang dan keadilan beliau terhadap semua cucu-cucunya.

Adapun dari selain cucu beliau yang mendapat interaksi secara khusus, ada banyak para santri yang juga mendapat dawuh-dawuh beliau secara langsung atau menyeluruh kepada semua santri, seperti halnya dawuh beliau yang sangat populer. “Sangune santri iku SATUS (sabar, amanah, ta’awun, ukhuwah dan syukur).”

“nek ngelakoni opo wae, seng ikhlas”

“sak apik-apik e wong iku seng gampang ngapuro”

“mondok iku seng nriman lan ikhlas”

“ojok lali sembayang jama’ah e”

Dan masih banyak lagi dawuh-dawuh beliau yang terkenang sangat dalam didalam hati setiap santri ataupun setiap orang yang pernah berinteraksi dengan beliau, dan guru kami, sekaligus putra termuda dari beliau mengatakan;

“akeh seng ngomong nek Ibu iku ولي من اولياء الله”

Lalu guru kami menceritakan kepada kami banyak cerita terkait Ibu Nyai, diantaranya;

“Ketika 37 hari sebelum meninggalnya Ibu, ibu ingin pergi sowan kepada para kyai dan kyai yang dituju adalah KH. Husain dari Mojokerto, beliau dikenal karena kasyaf nya beliau terkait hal-hal yang tidak bisa diketahui oleh manusia biasa, ketika kami telah sampai kepada beliau, maka beliau segera berkata kepada Ibu;

“Nyai, titip salam yo gawe gus dim”

Aku yang kebingungan dan menyangka mungkin beliau lupa, segera matur kepada beliau, KH. Husain. “Pangapunten yai, ayah sampun kapundut 9 tahun lalu”

Beliau dan Ibu pun hanya diam saja, dan kini, aku baru menyadari bahwasanya itu adalah bentuk kasyaf nya beliau dan ibu”

Guru kami juga berkata: “Ibu itu sangat istiqomah, beliau tidak pernah meninggalkan satu kalipun sholat jama’ah, bahkan meskipun beliau sedang sakit”

Guru kami menceritakan: Ibu Nyai juga tidak pernah meninggalkan amalan ayat At-Taubah 128-129 yakni (لَـقَدۡ جَآءَكُمۡ) dan sholawat Dala’ilul Khairot, bahkan beliau juga memiliki salinan tulisan tangan beliau sendiri sebagai bentuk cintanya dengan sholawat Dala’ilul Khairot.

لَـقَدۡ جَآءَكُمۡ رَسُوۡلٌ مِّنۡ اَنۡفُسِكُمۡ عَزِيۡزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيۡصٌ عَلَيۡكُمۡ بِالۡمُؤۡمِنِيۡنَ رَءُوۡفٌ رَّحِيۡمٌ فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَقُلۡ حَسۡبِىَ اللّٰهُ ۖ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ؕ عَلَيۡهِ تَوَكَّلۡتُ‌ ؕ وَهُوَ رَبُّ الۡعَرۡشِ الۡعَظِيۡمِ

Artinya: “Sungguh, benar-benar telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, dan (bersikap) penyantun dan penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), katakanlah (Nabi Muhammad), “Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan pemilik ‘Arsy (singgasana) yang agung.” (At-Taubah 128-129).


    Penulis : Ahmad Izzan Haqiqi
    Editor : Shofiyah Qothrunnada

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMBANGUN SINERGITAS MELALUI DIKLAT DAN RAPAT KERJA MENUJU HMPS ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR YANG TERINTEGERITAS

HERMENEUTIKA (Sejarah, Aliran- Aliran, dan Tokoh-tokoh Hermeneutika)

FORMAT : TAFSIR AL-QUR'AN TENTANG PERAN PEREMPUAN DI ERA MODERN