Bagi Guruku

Wahai guru... 
Maafkanlah aku 
Inilah secarik kertas lusuh 
Yang kupersembahkan
 Hanya kepadamu

Engkau penenang hati ku 
Ketika mataku melihat senyum tulusmu
Ketika kepalaku, hanya bisa menunduk hormat kepadamu
Ketika tubuhku, membungkuk demi memuliakanmu

Oh tidak...
Sepercik air mata menetes 
Keluar dari kelopak mataku 
Aku kini jauh darimu
Jauh dari setiap perkataanmu 

Jauh dari asal aku dulu ditempa
Jauh dari suasana rumahmu yang syahdu 
Jauh dari keheningan ketika malam tiba 
Jauh dari keramaian ketika siang jatuh

Oh.. Guru... 
Inilah aku 
Aku tidak tahu apakah aku pantas menjadi muridmu 
Apakah engkau mengakui ku
Ataukah engkau akan melupakanku 

Namun, aku ingat perkataanmu
Jika engkau akan tetap mendoakanku
Meskipun aku sudah jauh darimu
Engkau mengatakan kepadaku

Tolong lindungilah dan jadikan santri ku 
Menjadi santri yang taat kepada-Mu 
Jadikanlah mereka ahli ilmu
Yang menguasai tafsir dan bayan dari-Mu

Oh.... Aku tidak
kuat Air mata ini tak kuasa kubendung
Oh... Guru... 
Sebegitu inginnya kah engkau kepadaku?

Oh.. Aku cukupkan tulisan ini disini
Menandakan aku tak kuasa menahan diri
Dari rasa gejolak tangisan hati 
Yang aku pasrah kepada ilahi 
Akan diri ini dibimbing pergi
Melanjutkan mencari ilmu yang hakiki
Hingga saat nanti


Oleh: Zan
Editor: Shofiyah Qothrunnada

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMBANGUN SINERGITAS MELALUI DIKLAT DAN RAPAT KERJA MENUJU HMPS ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR YANG TERINTEGERITAS

HERMENEUTIKA (Sejarah, Aliran- Aliran, dan Tokoh-tokoh Hermeneutika)

FORMAT : TAFSIR AL-QUR'AN TENTANG PERAN PEREMPUAN DI ERA MODERN