SEKOLAH TAFSIR 2022

 

Sekolah tafsir 2022 merupakan bagian dari serangkaian acara semarak tafsir 2022. Kegiatan sekolah tafsir ini merupakan kali pertama setelah sempat mengalami vacuum sekitar 4 tahun. Kegiatan ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Prgram Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (HMPS IAT) pada tanggal 20 Oktober 2022 hingga 22 Oktober 2022 yang bertempat di Gedung Ranting NU Serut, Dsn. Pelem, Ds. Serut, Kec. Boyolangu, Kab. Tulungagung. Dalam pelaksanaanya tahun ini, HMPS IAT mengusung tema “Hati Nurani Al-Qur’an dalam Membentuk Paradigma Kontemporer” yang mana tema tersebut mengandung tujuan untuk membantu mahasiswa/i Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, khususnya Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah dalam mengembalikan pola pemikiran kritis dan daya literasi terhadap kajian teks kitab suci Al-Qur'an.

Kegiatan sekolah tafsir tahun ini hanya untuk mahasiswa/i semester tiga dan lima. Akhmad Rosyi Izzulhaq (ketua pelaksana sekolah tafsir) menyampaikan dalam sambutannya “Kriteria peserta yang dapat mengikuti kegiatan ini terkhusus pada mahasiswa/i semester tiga dan semester lima, dengan kuota maksimal sebanyak 20 peserta”. Hal ini dikarenakan mahasiswa/i semester tiga dan lima dinilai lebih layak mengikuti kegiatan ini. Selain itu, mereka pada awal perkuliahan termasuk dalam kategori mahasiswa/i yang terkena dampak sosial dari wabah covid-19 yang pada saat itu mereka hanya dapat melaksanakan pembelajaran kuliah secara daring. Dalam hal ini, metode pembelajaran semacam itu dinilai kurang maksimal, terutama pada materi-materi dasar perkuliahan yang tergolong materi pengantar. Selain itu, mereka juga merupakan mahasiswa/i yang memerlukan forum khusus dengan pembahasan secara intens yang tentunya berkaitan dengan tugas akhir perkuliahan.

Dengan latar belakang seperti itu, segenap panitia sekolah tafsir membulatkan tekad untuk kembali melaksanakan kegiatan ini secara gratis. Dalam pelaksanaannya, peserta kegiatan ini dapat mengulas kembali materi-materi yang dianggap kurang maksimal ketika diperoleh ketika masa pandemi. Selain itu, mereka juga dapat kembali menemukan forum-forum dengan pembahasan-pembahasan khusus yang sesuai kebutuhan umum mahasiswa/i program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Dalam kurun waktu tiga hari tersebut, kegiatan ini dimulai pada pukul 09.00 WIB dan berakhir pada pukul 16.00 WIB. Pada hari pertama, kegiatan ini diisi oleh dua materi dan 1 kali Focus Group Discussion (FGD). Materi pertama diisi oleh Dr. Rizqa Ahmadi, Lc, M.A yang menjelaskan tentang Sumber Autentik Penafsiran dan Metode Penafsiran. Beliau menjelaskan bahwa wawasan Tafsir Al-Qur’an meliputi 4 hal yaitu; 1)sumber penafsiran, 2)metode penafsiran, 3)corak penafsiran, dan 4)kontroversinya.

Kemudian pada pukul 13.00 dilanjukan dengan pemateri kedua, yakni Robitoh Widi Astuti, M.Hum. Beliau menjelaskan terkait Ulumul Qur’an. Dalam penyampaiannya beliau terfokus dalam 7 aspek yaitu; 1) Terjemah-tafsir-ta’wil, 2) Muhkam-mutasyabihat, 3) Asbabun nuzul, 4) Makki-madani, 5) Am-khas, 6) Nasikh-mansukh, dan 7) Munasabah ayat.

Kemudian pada hari kedua, tepatnya pada materi ketiga diisi oleh Muhammad Ridho, M.A dengan materi corak penafsiran, beliau menjelaskan sebenarnya corak penafsiran secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu corak keilmuan (rasional) dan corak kerohanian (intuitif). Beliau memberikan analisis yang tajam bahwa corak keilmuan pada tafsir ilmi sebenarnya bukan hanya terfokus pada ilmu pasti saja (matematika, fisika, biologi, dll), melainkan juga termasuk pada corak yang lain seperti tafsir falsafi (filsafat), tafsir lughowi (bahasa), maupun tafsir fiqih (fiqih). Beliau memberikan analisis bahwa tafsir ilmi sebenarnya tafsir yang bercorak keilmuan apapun (bersumber dari rasio) yang tentu saja masih termasuk dalam setiap koridor masing-masing keilmuan yang ada. Sedangkan corak tafsir kedua yaitu tafsir sufi yang bercorak kerohanian berdasarkan pada daya intuisi (bersumber dari isyarat) yang ditujukan guna menafsirkan teks kitab suci al-Qur’an. 

Pada hari kedua, lebih tepatnya setelah penyampaian materi ketiga selesai, kegiatan ini dilanjut dengan bedah film. Dalam sesi ini pemantik menyuguhkan sebuah film dengan menjelaskan studi kasus yang terdapat dalam film tersebut dan mengkaitkannya dengan tafsir surat al-Muzammil. Seperti hal nya hari pertama, hari kedua juga diakhiri dengan kegiatan FGD.

Selanjutnya, pada hari ketiga atau hari terakhir dari kegiatan ini, sekolah tafsir juga di isi dengan materi kepenulisan ilmiah yang di sampaikan langsung oleh Ahmad Saddad, M.Ag. Beliau memberikan penjelasan secara meluas terkait segala aspek yang meliputi kepenulisan ilmiah, khususnya dalam produksi karya-karya ilmiah seperti jurnal, skripsi, hingga tesis.


Oleh: 
Faradila Retno Kumalasari
Penyunting: Luthfi Mar'atul M

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diklat Dan Raker Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Periode 2023-2024

"TERWUJUDNYA HERMENEUTIKA, SEBAGAI PENAFSIRAN YANG MEMBERI PANDANGAN LEBIH BESAR"

HERMENEUTIKA (Sejarah, Aliran- Aliran, dan Tokoh-tokoh Hermeneutika)