Ramadhan Bangkit
Oleh: Binti Khabibatur R.
Bulan Ramadan merupakan bulan ke sembilan dalam kalender Islam. Ramadan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan puasa dan memperingati turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam telah mengembangkan kalender berbasis bulan, yang rata-rata 11 hari lebih pendek dari kalender berbasis matahari, bulan Ramadan tak lagi selalu bertepatan dengan musim panas. Orang lebih memahami panasnya Ramadan secara kiasan.
Kiasan ini merujuk pada hari-hari di mana orang berpuasa, tenggorokan terasa panas karena kehausan. Diharapkan dengan ibadah-ibadah Ramadan maka dosa-dosa terdahulu menjadi hangus terbakar dan orang yang berpuasa tak lagi berdosa. Bulan Ramadan diawali dengan penentuan bulan sabit sebagai pertanda bulan baru. Keistimewaan bulan Ramadan bagi pemeluk agama Islam tergambar pada firman Allah Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa." (QS. al-Baqarah 2: 183)
Source: https://pin.it/6fg1sqm |
Seberapa siapkah kita menyambut bulan suci?
Pintu-pintu rumah tertutup,
Pintu-pintu ampunan terbuka,
Ruang gerak terbatasi,
keberkahan berlipat berkali-kali,
Bagaimana kita akan gelisah?
Sedangkan, Bulan keutamaan akan datang
Bagaimana kita akan gelisah?
Sedangkan, Bulan diturunkanya Al Qur’an akan datang
Bagaimana kita akan gelisah?
Sedangkan, Do’a-do’a terkabulkan
Mari kita bangkitkan bulan yang penuh keberkahan ini dengan senang hati dan lapang dada. Maka dari itu mari kita lakukan amalan-amalan di bulan suci ini.
1. Menata niat yang baik, ikhlas dan penuh menyambutnya dengan penuh kegembiraan
Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk ke dalam neraka.” Ternyata, usut punya usut, makna "bergembira" di sana tidak hanya sekedar bahagia saja. Seperti maklum adanya, yang diketahui berdasarkan logika manusiawi bahwa ketika seorang berbahagia atau merasakan kesenangan terhadap sesuatu pastinya akan betah berlama-lama dalam pengerjaan sesuatu tersebut. Jadi, singkat kata, maksud dari hadits tersebut merupakan bahagia yang disertai dengan tindakan. Dan satu catatan, tindakan dalam bentuk ibadah didalam bulan puasa jika memang seseorang berbahagia atas datangnya bulan Ramadhan, pastilah ia akan betah beribadah, berlama-lama mengerjakan amalan di bulan Ramadhan. Oleh karenanya, kriteria bahagia disini tidak hanya sebatas bahagia ekspresi, akan tetapi bahagia dengan disertai ekspektasi dan antusiasme yang tinggi.
"Begitu mulianya bulan Ramadhan sehingga menyambut dengan perasaan senang dan gembira saja Allah SWT akan memberikan jaminan surga kepadanya. Dengan catatan jika semua itu dilaksanakan dengan penuh keimanan dan keihlasan," tuturnya.
2. Berpuasa, Baca Al Qur'an, dan Perbanyak Sedekah
Hendaknya sebelum masuk bulan Ramadhan yaitu bulan Rajab dan Sya'ban, sudah mulai melatih diri dengan melaksanakan amalan-amalan sunat, misalnya berpuasa, membaca Al Qur'an, memperbanyak sedekah dan zakat mal (harta). Hal ini sesuai dengan hadits Nabi diriwayatkan dari Anas: "Bahwa umat Islam ketika masuk bulan Sya'ban, maka senantiasa membaca Al Qur'an dan mengeluatkan zakat hartanya, sebagai bantuan untuk orang miskin dalam menghadapi puasa.”
3. Melaksanakan Ziarah
Amalan-amalan menyambut Ramadhan berikutnya yakni ziarah ke makam kakek, nenek, kerabat, dan saudara yang telah mendahului kita. Hal ini untuk mendoakan agar diampuni dosa-dosanya, diterangkan, dan diluaskan alam kuburnya serta diberikan tempat yang mulia di sisi Allah SWT.
Ziarah kubur merupakan amalan yang sangat baik, di samping kita akan mendoakan kepada ahli kubur khususnya orang tua kita. Juga ziarah kubur akan mengingatkan kita pada kematian. Bahwa kematian itu adalah sebuah kepastian sehingga kita harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum ajal menjemput kita.
Ziarah kubur waktunya boleh setiap saat, namun pada saat menjelang bulan puasa memiliki makna yang sangat istimewa, di samping nilai silaturahminya. Juga karena bulan Sya'ban memiliki nilai keutamaan dibandingkan bulan lainnya.
"Mengingat masih terjadi wabah virus corona, sebaiknya agenda ziarah kubur ditiadakan dan diganti dengan berdoa dari rumahnya masing-masing," ujar Wamenag yang menjabat Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
4. Silaturahmi dan Saling Memaafkan
Silaturahmi dan saling memaafkan di antara saudara, kerabat, dan teman-teman. Hal ini penting dilakukan agar kita memasuki bulan puasa dengan bersih jiwanya, penuh ketenangan, keihlasan dan kekhusuan semata ingin mengharapkan ridlo dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 178:
يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِصَاصُ فِى الْقَتْلٰىۗ اَلْحُرُّ بِالْحُرِّ وَالْعَبْدُ بِالْعَبْدِ وَالْاُنْثٰى بِالْاُنْثٰىۗ فَمَنْ عُفِيَ لَهٗ مِنْ اَخِيْهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ ۢبِالْمَعْرُوْفِ وَاَدَاۤءٌ اِلَيْهِ بِاِحْسَانٍ ۗ ذٰلِكَ تَخْفِيْفٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ ۗفَمَنِ اعْتَدٰى بَعْدَ ذٰلِكَ فَلَهٗ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
Artinya: "Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar diat kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu nikmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih." (QS Al-Baqarah ayat 178).
Sumber:
https://www.liputan6.com/ramadan/read/3961318/arti-bulan-ramadan-bagi-umat-muslim-bulan-penuh-kemuliaan
Syaik Abdullah Ash-Shalih, Kiat-Kiat Menghidupkan Bulan Ramadhan, cet. I, Jakarta: Yayasan Syeikh Eid bin Mohammad Al-Thani Indonesia, 2010
Editor: Nadiatul Husna Hanifah
Komentar