Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

Al Buruj

Bismillahirrahmanirrahim Ainul Yaqin Mata telah pandang Pemeri ilahi Tanpa bingkai Hampar kartika sari Ainul Yaqin Hati telah iman Nyanyi serunai Alam sunyi Dalam kabut suci Lalu siapa pandang dan iman Pada arang warna lipan kala petang di hutan? Maka Tuhan Lebih saksi dari yang disaksikan Allahul Kalam Tulah-Nya demi bintang yang bergugusan Ranah-Nya demi hari yang dijanjikan Rapah-Nya demi saksi dan yang disaksikan Ya Askhabul ukhdud Parit mu'minin digali Selagi Maka Palung neraka Abadi Api mu'minin dinyala Taktala Maka bara neraka Selamanya Ya Askhabul Ukhdud Pesuruh dzun nuwas Bermain dengan kutuk Duduk dengan amarah Berjajar zabaniyah Oleh: Muhammad Faizal Tamam Editor: Shofiyah Qothrunnada

Perjalanan Hidup

Dalam perjalanan ini Roda kehidupan terus berputar Memenuhi jalan-jalan yang pernah kita lalui Ujian dan cobaan terus berdatangan Batu, kerikil, bahkan kulit pisang Terus berada dalam garda terdepan Menyambut roda kehidupan Tak hanya sampai situ Badai, hujan dan terik matahari Sudah menjadi bagian hidup kita Peluh yang terus bercucuran membasuh tubuh kita Suka duka terus menghias dalam diri kita Perjalanan kita itu masih Panjang Lika liku jalan kita Kita tempuh tanpa rasa takut Tikungan tajam kita pun terjatuh Bangkit, jatuh , bangkit ,jatuh Terus berulang kali Penuh luka dan lebam , namun tetap berlanjut Kata kata tajam menusuk hati Kena mental pun jadi Hujat- hujatan terus bercucuran Membuat kita yakin dan percaya Bahwa kalua kitab isa Melalui roda kehidupan kita Oleh:  Maulidha Wardhani Editor: Ahmad Nuril Muchsinin

Untuk Ibu dan Ayah

Ibu ayah Dari kampung yang sunyi, aku berangkat Meninggalkan tanah Adonara timur flores NTT yang penuh kenangan Ibu, Ayah Dari jauh aku melangkah Menapaki jalan yang penuh rintangan Namun setiap langkahku Aku rasakan doa kalian yang menemaniku Di balik tumpukan buku dan tugas Aku ingat setiap peluh yang kalian tuangkan. Saat kita berjalan di jalan tanah, Kalian ajarkan arti perjuangan yang sejati Ibu, ayah Di setiap detik, aku membawa cintamu Kampung yang kalian cintai, dan aku Anakmu yang selalu berusaha, Untuk mencapai bintang, demi impian kita Ibu, Ayah Aku akan terus berjuang Untuk membanggakan kalian Untuk suatu hari nanti, Kembali pulang dengan gelar, dan senyuman Terima kasih Untuk setiap doa, untuk setiap pengorbanan Aku membawa kalian dalam setiap langkahku Dan berharap, suatu hari nanti Aku bisa memberi kalian kebahagiaan yang tak terhingga Oleh: Sufardi Saputra Batan Editor: Shofiyah Qothrunnada

Iqra'

Kepak sayap lelelawar menghantarkan selendang syafaq sembunyi dibalik auman ombak fajar Namun, kursi tak hayat itu menanti pukul empat berganti kusuma   Bersama tiang-tiang kokoh yang mengawasi tindak langkah tiyang alit Bersama talang-talang kukuh yang menghantar air merayap berpulang Anak anak surau berlari dengan dahulu merumahkan biri Mengaji dengan dahulu menjampikan puji Pulang ke bait, yang tak akan mengajar pelit Lalu Pingkan beredar menyalakan pemantik selepas sembahyang. Terusirlah kegelapan bersama roh jahat yang menaruh dendam anak adam   Ia berkata "Gusti" Mereka berkata "inggih" Ia berkata "setan" Mereka berkata "mboten" Ia berkata "welas" Mereka berkata "amin" Ia berkata "mlarat" Mereka berkata "ampun ngantos"   Dia tidak tahu Adapun pingkan itu Hari-berhari sisakan kelam Bulan-berbulan siangkan malam Tahun-bertahun elokkan salam Dan rupa yang benderang dua alam     Oleh: Faizal Tama...

Dimensi

Kupejamkan mata Menerawang jauh Meraba kembali masa lalu Saat ku masih bersamanya Sayup-sayup terdengar berbisik Hei, inikah diriku? Tatapan herannya Buatku sungkan Ya, panglingkah dirimu? Anggukan tegasnya Buatku kecewa Apa yang terjadi? Dimana diriku yang kukenal? Aku menunduk lesu Maaf, dirimu yang kau kenal Kini telah tiada Tinggallah dirimu yang ini Yang kau lihat sekarang Oleh: Zam Zama Editor: Ahmad Nuril Muchsinin

Bagi Guruku

Wahai guru...  Maafkanlah aku  Inilah secarik kertas lusuh  Yang kupersembahkan  Hanya kepadamu Engkau penenang hati ku  Ketika mataku melihat senyum tulusmu Ketika kepalaku, hanya bisa menunduk hormat kepadamu Ketika tubuhku, membungkuk demi memuliakanmu Oh tidak... Sepercik air mata menetes  Keluar dari kelopak mataku  Aku kini jauh darimu Jauh dari setiap perkataanmu  Jauh dari asal aku dulu ditempa Jauh dari suasana rumahmu yang syahdu  Jauh dari keheningan ketika malam tiba  Jauh dari keramaian ketika siang jatuh Oh.. Guru...  Inilah aku  Aku tidak tahu apakah aku pantas menjadi muridmu  Apakah engkau mengakui ku Ataukah engkau akan melupakanku  Namun, aku ingat perkataanmu Jika engkau akan tetap mendoakanku Meskipun aku sudah jauh darimu Engkau mengatakan kepadaku Tolong lindungilah dan jadikan santri ku  Menjadi santri yang taat kepada-Mu  Jadikanlah mereka ahli ilmu Yang menguasai tafsir dan bayan da...

SEKUNTUM WANGI DALAM SUNYI

Bermula pada setiap yang tak terjangkau Kau lahir memekak tangis dari masa lampau Kisah paling sunyi yang tak tergamit Bergentayang dalam ingatan umpama dedemit Barang kali tak lagi mampu kusua Wajah kirana perangkum candra Meski waktu tak henti mengirim harum Melalui kenanga, ia bentuk rindu paling ranum Kadangkala kutemui kau sedang memekar Merekah elok dari kuncup kembang mawar Aku mengindra kau yang telah moksa Sungguh indah meski ayal semata Mampu kau kusapa melalui hampa Pada malam panjang zikir penuh nestapa Sebab tak ingin aku berjumpa lelap Kulangitkan doa sebagai obat mujarap Kini sendiri kutempuh suwung Tubuh rapuh sebagai perahu untuk melarung Dalam semesta yang teramat sepi Aku sekuntum wangi dalam sunyi Oleh: Hamba Allah Editor: Shofiyah Qothrunnada

Kisahmu Akan Selalu Membekas di Hati Kami Bu Nyai

Gambar
Pada tanggal 29 Januari 2025, telah berpulang guru kami dan meninggalkan bekas yang tak terlupakan, tepatnya jam 2.20 WIB dini hari. Beliau, Al-Maghfurlah, Al-Mukarromah Ibu Nyai Hj. Muflichah Marzuqi Dimyathi, istri dari sang Mursyid Thoriqoh Qodiriyah wa Naqsyabandiyah pusat, KH. Ahmad Dimyathi Romly, pengasuh asrama VII Al-Husna. Beliau adalah sang suri tauladan bagi seluruh santri-santrinya, entah muda ataupun tua, entah alumni atau tidak alumni, semuanya bisa merasakan nasihat yang disampaikan oleh beliau. Beliau sangat adil, penyabar, istiqomah, wira’i, lembut tutur katanya, dan baik hati. Meninggalnya beliau memberikan sesak kepada setiap santri yang beliau asuh ataupun para akademisi, ustadz-ustadzah, dosen, kyai bahkan warga-warga yang mengenal beliau dari jauh, semua itu karena jasa-jasa yang diberikan beliau. Cucu beliau banyak menceritakan kepada kami tentang berbagai macam amal kebaikan beliau, seperti ketika ada satu dari cucu beliau diberikan hadiah, maka semua cucunya ...