FORMAD: “Pembantaian Umat Muslim di India dalam Perspektif HAM”

Tulungagung, Jumat 13 Maret 2020. Forum Mahasiswa FUAD (FORMAD) dari jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, menyelenggarakan forum diskusi yang mengangkat tema "Pembantaian Umat Muslim di India dalam Prespektif HAM ". Acara ini dipimpin oleh devisi Intelektual yang di ketuai oleh Ahmad Nur Muhibbin. Formad berlangsung di lokasi IAIN Tulungagu di dalam gedung Perpus Lama lantai satu (PL1). 
Pemantik dari diskusi ini adalah seorang mahasiswa jurusan ilmu al-Qur'an dan tafsir berama Rifqi Ihza F, dan ditemani seorang moderator dari jurusan yang sama yaitu, Dina Sabella. 
Sebenarnya tema Format ini dalam memahami masalah di India bukan menurut pandangan dari HAM, melainkan pandangan dari Islam. Akan tetapi apabila mengambil tema dari sudut pandang Islam akan menjadikan hal tersebut seperti berpihak pada satu sisih. Itulah alasan yang awalnya menurut pandangan Islam diganti menjadi pandangan HAM, dengan tujuan supaya tidak terkesan membela sebelah pihak. 
Formad ini memiliki kesimpulan yang tersaji dalam bernada pertanyaan, yakni: kenapa Indonesia tidak mengulurkan bantuan terhadap korban yang berada di India, padahal meraka semua seorang muslim ?. Karena Indonesia tidak bisa mengambil keputusan sepihak untuk menolong kaum muslim di India, dan juga di Indonesia sendiripun masih memiliki banyak permasalahan yang harus diselesaikan oleh pemerintah, dan yang bisa mengambil keputusan hanyalah PBB. India menjadi salah satu negara yang ikut untuk mendeklarasikan perdamaian dunia, sedangkan PBB itu hanyalah wadah yang bersifat pasif, maksutnya jika suatu negara mempunyai masalah dan negara tersebut tidak melapor maka PBB tidak bisa membantunya. Hal tersebut dikarenakan PBB tidak dapat sewena-wena dalam mengambil keputusan tanpa ada persetujuan dari negara-negara yang mengikuti PBB.
“Setelah mengikuti format ini saya mendapatkan pengetahuan tentang permasalahan pembantaian umat Islam di India, pemerintah India tidak bisa bertanggung jawab atas masyarakat nya, bahkan penduduk India (non muslim) ikut membantu pemerintah dengan membuat kericuhan ketika ada unjuk rasa dari warga muslim India untuk menuntut penolakan amandemen atau undang-undang yang merugikan umat muslim”, tutur Fei.
“Cobalah untuk menghargai dan menghormati antar sesama manusia walaupun memiliki perbedaan agama, suku, budaya ataupun yang lainnya. Apabila saling menghormati dan menghargai maka akan tercipta keharmonisan dalam suatu negara”, lanjut Fei

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diklat Dan Raker Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Periode 2023-2024

"TERWUJUDNYA HERMENEUTIKA, SEBAGAI PENAFSIRAN YANG MEMBERI PANDANGAN LEBIH BESAR"

HERMENEUTIKA (Sejarah, Aliran- Aliran, dan Tokoh-tokoh Hermeneutika)