RESENSI BUKU : TAFSIR AYAT-AYAT SOSIAL BUDAYA
RESENSI BUKU
TAFSIR AYAT-AYAT SOSIAL BUDAYA
A.
Identitas Buku
Judul Buku : Tafsir Ayat-ayat Sosial Budaya
Pengarang : Dadan Rusmana, M.Ag. & Dra.
Yayan Rahtikawati, M.Ag.
Penerbit : CV. PUSTAKA SETIA
Cetakan :
Pertama
Tahun Terbit :
Mei 2014
Fisik Buku : 450 Halaman ; 16 x 24 cm.
Pengantar Buku : Prof. Dr. H. Nurwadjah Ahmad, E.Q., M.A.
Jenis Buku : Non-Fiksi
B.
Sinopsis Buku
Dalam buku ini diuraikan mengenai
kajian tematik Al-Qur’an yang muncul dalam berbagai tulisan sarjana muslim
modern. Sejalan dengan prinsip dan prosedur tafsir maudhu’i, para penulis
memformulasikan metode penafsiran tersendiri. Tahapan metodenya adalah dengan
memahami Al-Qur’an dalam konteksnya serta memperoyeksikannya pada situasi masa
kini. Kerangka konsneptual pertama ini mencakup
dua langkah pokok, yakni memahami Al-Qur’an tekstual dan kontekstual,
serta mengkaji respon Al-Qur’an yang berkaitan dengan tema dalam urutan
kronologisnya, dengan memberikan perhatian khusus pada konteks serta ayat-ayat
Al-Qur’an yang dirujuk. Pengkajian ini juga melibatkan asbab an-nuzul yang
telah teruji keontetikannya.
Ayat-ayat sosial dan budaya
dipandang oleh mufassir sebagai ayat-ayat Al-Qur’an, yang jumlahnya lebih
banyak dibandingkan dengan ayat-ayat ritual ataupun ayat-ayat tentang keimanan.
Oleh karena itu, penafsiran terhadap ayat-ayat sosial dan budaya sangat
diperlukan mengingat pentingnya pemahaman tekstual dan konstektualitasnya. Hal
tersebut dilakukan karena persoalan yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan
budaya secara tekstual lebih berbasis pada budaya lokal sehingga diperlukan
pemahaman yang lebih universal terhadap makna konstektualnya.
C.
Ikhtisar Resensi Buku
Buku ini merupakan salah satu
tulisan berisikan penafsiran-penafsiran bercorak tematik yang berkerucut pada
pembahasan ayat-ayat sosial dan budaya. Dimana aspek sosial dan budaya ini
merupakan salah satu aspek yang erat kaitannya dalam kehidupan masyarakat dalam
sehari-harinya. Didalam buku ini seperti bisa dilihat dalam sinopsisnya,
menampilkan beberapa judul atau pembahasan masalah yang hangat untuk dibaca
ataupun dibahas bersama.
Buku ini diberi judul “Tafsir
ayat-ayat sosial budaya”, bertujuan supaya pembaca mendapatkan informasi garis
besar seputar fenomena yang ada seperti kajian ataupun konsep Tuhan fungsional,
dimensi kekhalifahan dan ketaatan manusia terhadap Allah, manusia sebagai
pencipta kebudayaan, dan masih banyak lagi pembahasan seputar penafsiran
ayat-ayat sosial budaya didalam buku ini.
Disini penulis akan memberikan satu
gambaran pembahasan seputar manusia sebagai pencipta kebudayaan. Manusia
didalam Al-Quran disebutkan dengan beberapa redaksi. Diantaranya dengan kata basyar,
insan, naas. Ada juga redaksi yang jarang dipakai yang merupakan bentukan
dari salah satu dari tiga opsi pemakaian kata bermakna manusia didalam
Al-Quran, yaitu lafadz unas, anaasiy, insiy, dan ins. Selain itu,
manusia juga sering disebut dengan panggilan bani adam didalam Al-Quran.
Lafadz unas disebut lima kali
didalam Al-Quran yang mengindikasikan makna golongan atau sekelompok manusia.
Kata tersebut merupakan jamak dari mufrod naas. Seperti misal dalam Q.S.
Al-Isra : 21, dalam ayat tersebut kata unas disebutkan untuk menunjukkan
makna 12 golongan dalam bani israil. Lafadz anasiy disebutkan satu kali
didalam Al-Quran. Lafadz anasiy merupakan jamak dari kata insan. Lafadz
ini digunakan dalam Q.S. Al-Furqan : 49, digunakan sama halnya lafadz insan
yang bermakna manusia. Lafadz ins disebutkan delapan belas kali dalam
Al-Quran dan lafadz ini selalu dikaitkan dengan lafadz jinn selaku
sesama makhluk yang diberikan tanggungan atau hukum taklif dari Allah swt.
untuk menjalankan kewajiban syara’.
Lafadz-lafadz tersebut (unaas,
insiy, ins) merupakan satuan makna dari kata
insan. Sedangkan maksud dari kata insan didalam penafsiran yang
diuraikan di buku ini yakni merupakan sebuah redaksi yang digunakan dalam hal
insan yang merujuk pada sifat psikologis atau spiritual seperti bisa dilihat
dalam Q.S. Al-‘Alaq : 4-5. Dan lafadz berikutnya, yakni basyar,
disebutkan didalam Al-Quran sebagai manusia yang pemaknaannya menjurus pada
makhluk yang biologis seperti dapat dilihat pemaknaannya didalam Q.S. Ali Imran
: 47. Lafadz naas disinilah yang dalam Al-Quran paling sering disebutkan
dan juga yang paling dominan digunakan untuk menunjukkan makna manusia. Adapun
penggunaan kata naas didalam Al-Quran yakni menjurus kepada makna
manusia sebagai makhluk sosial. Oleh karena itu, dari tiga kata besar bermakna
manusia diatas, dapat disimpulkan bahwasannya manusia sebagai makhluk sosial
yang diwakili dengan redaksi naas lebih dominan, dalam artian manusia
itu merupakan makhluk sosial selain makhluk yang biologis ataupun psikologis.
Kemudian, setelah disebutkan
penafsiran beberapa kata yang semakna yang tersebar dalam Al-Quran, dalam buku
ini juga disebutkan weltsanschaung qur’ani sesuai pembahasan yang
diulas.
D.
Kelebihan Buku
Buku ini merupakan buku kajian
tafsir tematik berkenaan topik sosial dan budaya. Dan didalamnya disebutkan
beberapa kajian hangat dan menarik tentang kebudayaan manusia dan manusia itu
sendiri sebagai makhluk yang berbudaya. Sehingga pembaca diajak untuk terus
mendalami kajian dengan mengalir mengikuti arus pembahasan. Nilai plus lain
yang dapat diambil dari buku ini yaitu dikarenakan isi dan kajiannya yang
menarik serta ulasan pembahasannya yang menggunakan bahasa yang representatif
dari penafsiran mufassirin. Didalamnya juga lengkap menyebutkan letak-letak
ayat yang satu tema yang menjadi sebuah keharusan dalam mengusung kajian tafsir
tematik supaya penafsirannya dapat utuh dan tidak terpotong pada satu wajah
ayat saja.
E.
Kekurangan Buku
Kekurangan buku ini menurut penulis
terdapat pada penyebutan ayat terkait yang hanya menyebutkan angka surat dan
ayatnya saja. Sehingga pembaca yang belum mahir dalam menemukan sebuah ayat
atau tidak hafal runtutan surat kemungkinan besar mengalami kesulitan untuk
mencocokkan dengan pembahasan didalam buku. Maka dari itu kiranya juga dibutuhkan
alat bantu untuk mengeja pembahasan ayat demi ayat yang disebutkan untuk
difahami secara utuh.
F.
Kesimpulan dan Saran
Setelah penulis menemukan poin yang
terbilang penting beserta kelebihan dan kekurangan buku ini, penulis mendapati
perbandingan bahwasannya buku ini sangat direkomendasikan bagi pembaca yang
tertarik akan kajian tematik bidang sosial dan budaya dengan membaca
argumen-argumen perspektif Al-Quran yang menanggapi adanya fenomena-fenomena
yang terjadi. Terlebih bagi mahasiswa, pengajar, peminat wawasan atau pegiat
tafsir khususnya sangat direkomendasikan untuk membaca buku ini demi memperluas
khazanah keilmuan yang dimiliki.
Kamis, 10 Maret 2022
Oleh : Khamim Jazuli Ahmad
Komentar