Diklat dan Raker Kepengurusan HMJ IAT 2021

Diklat dan Raker hari pertama
Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir (HMJ IAT) periode 2021 telah resmi dilantik pada 5 Februari 2021. Menindaklanjuti hal tersebut, maka HMJ IAT khususnya dari divisi pemberdayaan rumah tangga mengadakan pendidikan dan pelatihan (Diklat) serta rapat kerja (Raker) kepengurusan pada tanggal 18-19 Februari 2021. Kondisi pandemi Covid-19 yang masih melanda, belum memperbolehkan mahasiswa untuk mengadakan kegiatan secara offline di dalam kampus. Pro dan kontra dalam mengadakan kegiatan ini secara offline atau online pun sempat terjadi. Setelah musyawarah yang dilakukan oleh panitia, maka mereka sepakat untuk mengambil jalan tengah, yakni mengadakannya secara offline maupun online. Kegiatan yang berlangsung secara offline tentu melibatkan jumlah peserta yang terbatas serta tetap mematuhi protokol kesehatan. Sedangkan peserta lain mengikuti kegiatan ini secara online dari rumah masing-masing dengan tautan Zoom yang disediakan oleh panitia. Oleh sebab itu, maka panitia memilih tempat di luar kampus demi terselenggaranya kegiatan ini. 

Diklat dan Raker yang mengusung tema “Integritas Organisasi yang Visioner serta Unggul Digitalisasi Berjiwa Qurani” ini bertempat di Sasana Budaya Ngesthi Laras, Tanggung-Campurdarat. Berbagai persiapan telah dilakukan oleh panitia dengan semaksimal mungkin. Sebelum acara dilaksanakan, tentu panitia telah meminta izin kepada pihak setempat serta kepada Satgas Covid-19 untuk mengadakan kegiatan ini. Alhamdulillah kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Di hari pertama kegiatan, panitia memulainya dengan apel pembukaan yang dibawakan oleh Fatmatuzzahra serta Muhammad Badi’us Sulton. Acara dibuka dengan ucapan basmalah serta pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Abdul Qoyum Fanani. Acara berikutnya yakni menyanyikan lagu kebangsaaan Indonesia Raya dan Mars IAIN Tulungagung yang dipimpin oleh Luthfiyya Kamaliyaa Bilqis. Kemudian sambutan dari Bapak Handaka, S.Sos., sebagai shahibul bait, dilanjutkan sambutan dari Bapak Suyahman selaku Kepala Desa Tanggung yang menghadiri acara bersama Bapak Agus selaku Satgas Covid-19. Rangkaian acara berikutnya yakni sambutan dari ketua pelaksana kegiatan, Dwi Prasetyo Adi, dilanjutkan sambutan dari ketua umum HMJ IAT periode 2021, Ata Adilla Indrabik. Apel ditutup dengan doa.

Memasuki acara inti, kegiatan Diklat ini mengundang beberapa narasumber untuk menjadi pemantik dalam Diklat. Pemantik pertama ialah Adriansyah Pratama Putra yang membawakan materi mengenai antropologi. Purna ketua HMJ IAT 2019-2020 yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua DEMA IAIN Tulungagung ini menjelaskan bahwa antropologi merupakan ilmu yang membahas tentang sifat-sifat manusia. Dalam hal ini antropologi sebagai materi yang penting juga karena berkaitan dengan hubungan antarsesama manusia terutama di lingkungan kampus. Kampus disebut juga sebagai miniatur negara yang di dalamnya memiliki sistem seperti pemerintah yakni politik dan budaya. Berdasarkan budaya yang ada di kampus dapat dilihat bahwa setiap fakultas memiliki budayanya sendiri, seperti Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah memiliki budaya berupa literasi serta dapat berpikir kritis. Untuk budaya masyarakat kampus secara menyeluruh tidaklah sama, seperti halnya budaya mahasiswanya yang memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri. Adapun di lingkungan kampus terdapat berbagai tipe mahasiswa, yakni aktivis, akademis, pragmatis, apatis dan agamis. Adanya tipe-tipe mahasiswa tersebut memberikan gambaran untuk setiap individu mahasiswa, mereka termasuk tipe mahasiswa yang seperti apa. Selain budaya, terdapat sistem politik di dalam kampus yakni DEMA I (jika dalam suatu negara seperti presiden), SEMA (seperti MPR), DEMA F (seperti gubernur), dan HMJ (seperti bupati). 

Pemantik selanjutnya ialah M. Atho’illah Naufal F. yang membawakan materi tentang organisasi. “Organisasi merupakan sebuah wadah yang di dalamnya terdapat sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama. Ketika seseorang masuk ke dalam organisasi, maka terdapat beberapa hal yang harus memperhatikan kepentingan, kemampuan, dan harmonis (tujuan yang sama). Dengan tercapainya ketiga hal tersebut akan mampu terlaksananya organisasi yang baik. Dalam tercapainya ketiga hal tersebut, ada beberapa tahapan-tahapan yakni planning, organizing, staffing, directing, innovating, respecting, controlling dan correcting,” tegas purna pengurus HMJ IAT yang sekarang menjabat sebagai wakil ketua DEMA FUAD. Berikutnya ialah Kowim Sabilillah, dengan materi ke-IAT-an. PU LPM Aksara 2018-2019 itu menjelaskan, masih banyaknya calon mahasiswa bahkan mahasiswa yang ragu dan merasa salah karena masuk ke jurusan IAT, maka perlu diketahui bahwa prospek dari jurusan IAT ke depannya tidak semena-mena menjadi seorang mufassir. Banyak profit yang didapatkan sebagai seorang mahasiswa IAT.

Di penghujung acara Diklat, Dr. H. Teguh, M.Ag., wakil dekan I Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah serta Mudir Ma’had IAIN Tulungagung mengisi Sarasehan. Beliau berpesan kepada para peserta Diklat, hendaknya sebagai manusia haruslah berkembang, bermanfaat, dan bernilai (3B), ditambah satu hal lagi, yakni husnul khatimah. Berkembang dalam artian hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Misal sebagai seorang penghafal Al-Qur’an harus menguatkan hafalan dengan muroja'ah, mengaji, mengaji dan mengaji, apabila ingin berkembang ya harus hafalan walaupun itu sulit. Bermanfaat terutama bagi masyarakat, mendayagunakan kelebihan yang kita miliki bagi kemaslahatan orang lain.  خير النّاس انفعهم الِنّاس Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, dan manusia yang paling baik adalah orang yang membalas dengan kebaikan kepada orang yang telah melakukan keburukan kepadanya. Sedangkan bernilai, setiap orang haruslah memiliki nilai yang dapat diukur misalnya dengan memperhatikan keberadaan kita dalam suatu kegiatan, apakah dengan hadirnya kita dapat mempengaruhi perbedaan suasana dalam kegiatan itu. Terakhir yakni husnul khatimah, baik di ujung umur kita yang dapat tercapai apabila telah melewati tahap 3B (berkembang, bermanfaat, dan bernilai) tersebut.

Diklat dan Raker hari kedua

Memasuki hari kedua, yakni hari diadakannya rapat kerja HMJ IAT. Sebelum Raker dimulai, datang tamu spesial seorang budayawan serta penulis internasional, Wawan Susetya. Penulis lebih dari seratus buku itu mengisi materi mengenai Integritas Organisasi yang Visioner dalam Perspektif Budaya. Dalam ceramahnya beliau memberikan teladan yang berasal dari tembang macapat Dhandhanggula;

Yogyanira kang para prajurit (Seyogyanya wahai para prajurit)
Lamun bisa sira anuladha (tirulah sebisa-bisanya)
Duk inguni caritane (cerita di jaman dahulu)
Andelira Sang Prabu (yakni tangan kanan Sang Prabu)
Sasrabahu ing Maespati (Sasrabahu di Maespati)
Aran Patih Suwanda (yang bernama Patih Suwanda)
Lelabuhanipun (bekal pengabdiannya)
Kang ginelung tri prakara (meliputi tiga hal)
Guna kaya purun ingkang den antebi (guna, kaya, dan purun yang selalu dipegang)
Nuhoni trah utama (sebagai seorang manusia utama)

Tembang itu menceritakan tentang lelabuhan atau pengabdian seorang patih kepada rajanya, yang dikorelasikan dengan pengabdian seorang organisator bahwa hendaknya mereka berpegang pada tiga hal, yakni; guna berarti memiliki suatu keahlian, kepandaian, atau ketrampilan yang dapat berguna bagi organisasinya bahkan masyarakat luas. Selanjutnya adalah kaya berarti memiliki banyak hal yang akan diberikan kepada organisasinya, bukan malah mengharap dan meminta sesuatu, sebab Allah pasti akan memberi ganti yang jauh lebih baik dari apa yang kita beri. Yang ketiga ialah purun berarti pemberani, bersemangat, dan dinamis dalam berorganisasi, mau berjuang tanpa mengharap pamrih.

Kegiatan Raker ini dihadiri oleh dua orang perwakilan SEMA Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, yakni Alfan dan Uswatun. Fungsi SEMA-F di sini ialah melakukan pengawasan terhadap program kerja yang akan dijalankan oleh lembaga eksekutif khususnya di sini HMJ. Dalam Raker ini setiap divisi dari HMJ IAT menyampaikan program kerjanya masing-masing, dimulai dari divisi intelektual, literasi, media publikasi, pemberdayaan rumah tangga, serta minat bakat. Kegiatan diakhiri dengan eksplorasi beberapa ayat kauniyah Allah, yakni tanda-tanda kekuasaan Allah yang berada dalam ciptaan-Nya. Dipimpin oleh Bapak Handaka, S.Sos., para peserta diajak berkeliling di sekitar Sasana Budaya Ngesthi Laras mengamati sebagian tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di sana.


Oleh: Niken Larasingtyas, Evik Mufidah

Editor: Binti Khabibatur R. A.

Komentar

Selaras Hati mengatakan…
Sukses selalu!
Laily Nurida mengatakan…
Semoga Sibuknya di HMJ IAT menjadi berkah

Postingan populer dari blog ini

Diklat Dan Raker Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir Periode 2023-2024

"TERWUJUDNYA HERMENEUTIKA, SEBAGAI PENAFSIRAN YANG MEMBERI PANDANGAN LEBIH BESAR"

HERMENEUTIKA (Sejarah, Aliran- Aliran, dan Tokoh-tokoh Hermeneutika)